Sunday, June 24, 2012

PANTAI MALIMBU DAN GADIS PANTAI YANG TAKUT BERENANG


Pulau lombok terkenal dengan seribu masjidnya, disamping itu orang juga sudah mulai mengakui keindahan panorama pulau lombok yang masih eksotik, tak terkecuali keindahan akan pantainya terutama yang berada di sebelah utara.


Siang tadi sekitar jam 14.30 wita, team panitia Festival Anak Sholeh(FAS) Addiinul Qayyim Kapek yang terdiri dari ust. Zulba’I, ust. Tajudin, ust. Tubagus, ust. Musripin, ust. Ramli, ustz. Kasmiat, ustz. Fatmawati dan Alfuad Gapuki berangkat melepas lelah menuju ke pantai. Semula pantai yang dituju adalah pantai Krui namun setelah melihat situasi dan kondisi ombaknya yang besar maka team panitia FAS ADQ Kapek akhirnya membatalkan lokasi pantai Krui.

Alternatif pantai yang dituju kemudian pantai Malimbu. Pantai malimbu ini terletak di lombok Utara dengan melewati pantai Senggigi bila dari Gunungsari atau Mataram. Sesampai di pantai Malimbu team kemudian mulai istirahat sambil memakan nasi plus ikan tongkol yang di bawa dari rumah Ustz. Kasmiati.

Selesai makan kemudian dilanjutkan dengan mandi di pantai malimbu. Ombak pantai malimbu waktu itu begitu tenangnya seperti kali yang di kapek dan sangat cocok untuk dipakae berenang bersama.

Sewaktu berenang dipantai, ada terlihat seorang gadis berjilbab coklat yang selalu berenang di pinggir pantai. Posisinya tidak pernah berubah sama sekali sejak mulai pertama kali  menyeburkan tubuhnya sampai selesai berenang selalu berada pada posisinya semula. Kalau di ukur kedalaman tempatnya berenang sekitar 40 cm.

Karena penasaran akhirnya penulis bertanya: “kenapa tidak berenang agak ketengah?” gadis berjilbab coklat itupun menjawab:” saya tidak bisa berenang di pantai.” Tapi kalau di bak mandi mbaknya pasti bisa berenangkan???.:D
Setelah ngalor ngidul bertanya akhirnya diketahui kalau gadis berjilbab coklat itu rumahnya dekat pantai tapi selama ini tidak pernah kepantai karena sering membantu orang tuanya sejak kecil hingga tamat SD. Dan setelah tamat dari SD kemudian melanjutkan ke Pondok Pesantren sampai bekerja di pondok pesantren almamaternya tercita.

Ada hikmah yang bisa kita dapat dari gadis berjilbab coklat, tidak selamanya orang yang rumahnya dekat dengan pantai bisa berenang dan bila kita kaitkan dengan para santriwan/wati sekarang ini maka tidak selamanya para santriwan/wati yang notabenenya produk madrasah bisa mengamalkan ilmu yang didapat dimadrasah untuk diterapkan dimasyarakat dan pada kehidupannya sehari-hari. Bila hari ini tidak mulai belajar mengamalkan ilmu yang didapat dimadrasah niscaya setelah tamat pun akan kesulitan untuk  memulai mengamalkan ilmunya. (Alfuad Gapuki)

No comments:

Post a Comment