Menjadi guru seharusnya
di syukuri dan di manfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menambah amal
kebajikan. Karena profesi sebagai guru merupakan profesi yang sangat mulia di
hadapan Alloh SWT.
Perjuangan dan pengorbanan seorang guru dalam mendidik
dan mengajar muridlah yang bisa merubah dunia ini. Tanpa adanya peran seorang
guru niscaya masyarakat akan tetap bertahan dalam kegelapan dan akan mudah
tertipu oleh orang lain.
Mengetahui akan hal itu, sungguh betapa mulianya profesi
sebagai guru tapi….sayang sungguh di sayang profesi yang mulia tersebut
ternyata masih ada guru yang tidak menyadarinya. Hal ini bisa terjadi disekolah
manapun yang dilakukan oleh oknum guru sendiri.
Bentuk dari belum sadarnya oknum guru terhadap profesi
yang digelutinya adalah bisa berupa jarang masuk sekolah(kalau pada siswa bisa
dikasih alpa “A”), cuek terhadap kelakuan siswa di sekolah, datang ke sekolah
tapi tidak mengajar walaupun ada jamnya dan yang terakhir adalah masuk mengajar
keruang kelas tapi setelah beberapa menit menghilang dari kelas dan kembali lagi begitu bel pulang
berbu nyi.
Adakah guru di sekolah seperti itu? Ataukah pernah
melihat gurunya sendiri berkelakuan seperti itu? Bagaimana sikap kalian bila melihat guru
seperti itu? Kalau mau objektif pasti ada oknum guru yang seperti itu di setiap
sekolah(kalau ada yang bilang guru disekolahnya tidak ada berkelakuan seperti
itu tak acungin 4 jempol sekaligus.hehe).
Delematis tapi menyenangkan! Lho…kok bisa? Ya bisa donk! Apa
sih yang tidak bisa didunia ini? Dibilang
delematis bila melihatnya dari kaca mata idealis, menjadi guru harusnya
melaksanakan kewajiban mendidik dan
mengajar siswa dengan baik dan akan menjadi
menyenangkan dan happy bila melihatnya dari kaca mata siswa(tidak semua siswa
happy bila ada guru seperti itu),
sebagian siswa malah happy sekali bila melihat
gurunya menghilang karena begitu siswa
bisa tiduran, bermain, facebookan, nonton fiilm, main game dan lain-lain di
kelas.
Bagaimana sih seharusnya sikap kita baik sebagai guru dan
murid? Sikap kita adalah memberikan nasihat kepada guru yang bersangkutan baik
secara lisan maupun visual. Dan selemah-lemah iman kita adalah dengan cara diam
sambi tetap mendo’akannya bila sudah
memberikan nasehat,walaupun guru
tersebut masih belum tersadar juga.
Mohon maaf bila coretan ini ada yang tersinggung dan
marah. Tidak ada maksud lain selain saling memperingati agar kita mendapatkan
balasan dari Alloh dan rejeki yang kita terima menjadi halal dan barokah. Aamiin.
(Alfuad Gapuki)
Kaaapaaaaan sy bisa ke ADQ lagi yaaa,,, salaam buat semua yg baca..
ReplyDelete(Munifah Bagis, Guru PPL Bhs Inggris IKIP Mataram di M.A.ADQ tahun 2013)