Rencana
awal keberangkatan ekspedisi kali ini setelah selesai pembagian raport, namun tertunda
karena ada acara di Madrasah yang tidak bisa di tinggalkan sehingga rencana
untuk ekspedisi 2 akhirnya jadi di laksanakan pada hari Rabu(04/07) kemarin.
Peserta yang
mau ikut sebenarnya banyak tapi pas H-1 banyak meng-SMS tidak bisa ikut, ketidak ikutan mereka karena ada acara dan keperluan keluarga
sehingga yang positif ikut pada ekspedisi ini berjumlah 7 orang yaitu: M. Amrulloh, MM., M.
Tubagus, S.PdI., Ismarli, SS, Ridwan, S.Pd, Ramli Ahmad, M. Deni dan Alfuad
Gapuki.
Setelah kumpul
di Madrasah, team berangkat sekitar jam 09.35 WITA molor selama 1 jam lebih
dari waktu yang telah di rencanakan.
Adapun rute
yang di lalui start dari Madrasah Addiinul Qayyim melewati rembiga,
sayang-sayang, Sweta, Narmada, Masbagek, Aikmel. Pada pasar Aikmel kemudian
lurus melalui jalan kecil melewati Wanasaba, Suela, Hutan Rinjani, Sembalun,
Bayan, Tanjung, Hutan Pusuk dan Finish di rumah masing-masing.
Di masjid
Suela team istirahat untuk melaksanakan sholat Dhuhur plus menunggu penulis
yang telambat datang karena salah jalan. Awal salah jalan ini ketika penulis terpisah
dari team karena kebelet mau pipis. Selesai buang hajat disalah satu masjid di
loteng akhirnya dengan penuh percaya diri melanjutkan perjalanan sampai ke
pasar Aikmel. Dipasar inilah mulai ada misscomunikasi dengan team. Salah satu
anggota team menyuruh penulis melalui HP untuk lurus ke timur tanpa
memberitahukan jalan mana yang akan dilalui apakan jalan utama atau jalan
kecil? Penulis waktu itu istirahat pas di depan pasar Aikmel sambil menanti
perintah selanjutnya. Setelah di suruh melanjut ke timur, penulis bertanya
kepada penjual jam di pinggir jalan arah ketimur, penjual jam itu bilang kalau
arah ke timur itu lurus mengikuti jalan utama yang menuju ke pelabuhan lombok.
Inilah awal
salah jalan dan membuat team pada menunggu di Suela. Benar kata orang “ Malu
bertanya ya… jalan-jalan.”.:D
Di lereng pegunung
sembalun team istirahat sejenak sambil menikmati snack dan pemandangan lereng
gunung yang memukau mata yang memandang. Tidak lupa foto bersama dengan kamera
kesayangan penulis.
Puas menikmati
pemandangan lereng pegunungan kemudian perjalanan dilanjutkan menuju ke Bayan. Pada
pinggir jalan yang dilalui kita akan melihat para wanita muda dan tua yang
memetik buah-buahan hasil kebun mereka.
Sesampai di
perkampungan warga tidak lupa team ekspedisi istirahat sejenak di warung makan
mentagi. Warung ini berada di sebelah kanan jalan dan satu-satunya yang buka
yang penulis perhatikan dan harga yang di tawarkan pun tidak begitu mahal dan
di jamin memuaskan apalagi ketika perut sudah pada demo minta di isi.
Di pos 1 pendakian
gunung Rinjani team sempat berfoto bersama untuk kenang-kenangan. Setelah puas
berfoto kemudian perjalanan di lanjutkan menuju kebayan. Jalan yang di lalui
pun masih berupa jalan pegunungan yang banyak tikungan, tanjakan plus jalan “dangdut”.
Pada perjalanan
ini ada peristiwa kecil terjadi, motor yang di pakai oleh Pak Amrulloh dan
Ramli Ahmad ban belakangnya gembos karena kemasukan potongan besi dan gembosnya
pun diketahui pas di depan tukang
tambal ban. Tidak membutuhkan waktu yang lama ban motorpun di tambal langsung. Selesai
ditambal kemudian perjalanan dilanjutkan menuju bayan. Tidak lengkap rasanya
kalau ke Bayan tidak singgah di Masjid Tua Bayan.
Sebelum masuk
ke situs Masjid Tua Bayan terlebih dahulu minta ijin pada warga yang berada
didepan masjid. Hal ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kita kepada warga
masyarakat. Dimasjid tua bayan ini pun team melakukan foto bersama lagi sambil
melihat-lihat situs masjid yang dipelihara oleh negara ini.
Masjid Tua
Bayan ini masih terasa alami sekali. Bahan yang digunakan untuk dindingnya
masih berupa potongan bambu yang dianyam kemudian atapnya menggunakan daun
alang-alang. Dan di depan masjid masih ada bong tempat untuk berwudhu jamaah. Disamping
masjid terlihat makam para sesepuh maupun tokoh yang telah meninggal dunia.
Selesai dari masjid tau bayan kemudian
perjalanan dilanjutkan menuju ke tanjung. Pada perjalanan menuju ke tanjung inilah
panta* terasa sakit karena terlalu lama duduk di jock motor, namun sakit yang
terasa sangat sebanding dengan kepuasan yang didapat dalam ekspedisi ini
apalagi bisa memotret panorama alam ciptaan Alloh ini. Terbersit dalam hati
ingin kembali melakukan ekspedisi biar puas melakukan pemotretan apalagi kalau
ada model yang bisa di potret.:) (Alfuad Gapuki)
No comments:
Post a Comment