[1] Masjid
Jame’ Asr atau Masjid Bandar Seri Begawan di Brunei
Masjid
yang merupakan bagian dari kompleks Istana Bolkiah didirikan pada pertengahan
tahun 1980-an untuk memperingati 25 tahun Sultan Hassanal Bolkiah berkuasa.
Masjid ini memiliki 29 kubah yang terbuat dari emas murni 24 karat. Bangunan yang terletak di tengah taman yang asri ini mempunyai luas hampir 2 hektar lebih. Keseluruhan kawasan masjid ini dipagari dengan kisi-kisi besi dengan panjang kira-kira 1.082 km. Terdapat lima pintu masuk ke lokasi ini, disamping dua pintu khusus untuk keluarga kerajaan dan tamu negara.
Masjid ini memiliki 4 menara yang masing-masing tingginya 189 kaki, dimana ada sekitar 297 anak tangga pada setiap menara tersebut. Melalui menara ini, pengunjung bisa melihat pemandangan sekitar masjid dan juga pemandangan Bandar Seri Begawan dan Kampong Ayer.
[2] Masjid Al-Askari di Samarra, Irak
Masjid
Al-Askari merupakan masjid syiah yang di bangun pada tahun 944 M. Masjid ini
terletak di kota Samarra, Irak. Namun sayangnya masjid ini hancur pada bulan
Februari 2006 akibat tidak langung dari invasi Amerika Serikat ke Irak.
[3] Masjid Qubbah As Sakhrah / Dome of the Rock di Yerusalem, Palestina
[3] Masjid Qubbah As Sakhrah / Dome of the Rock di Yerusalem, Palestina
Masjid
Qubbah As Sakhrah atau di kenal dengan Dome of the Rock dibangun pada sekitar
tahun 690M oleh Abdul Malik bin Marwan yang merupakan salah satu raja dalam
bani Umayah dan kemudian diikuti dengan pembangunan Masjidil Aqsha yang selesai
pada tahun 710M.
Masjid ini
dahulu-mungkin juga sampai sekarang- di anggap sebagai masjid Al Aqsha.
Klarifikasi hal ini dapat di lihat pada blog Harry Sufehmi. Sebagian orang juga
menganggap bangunan ini bukanlah masjid melainkan hanya tumpukan batu besar.
[4] Masjid Suneri, Lahore, Pakistan
Masjid
Suneri memiliki 3 kubah emas. Satu kubah utama, 2 lainnya di sisi kanan dan
kiri. Masjid ini didirikan oleh Nawab Syed Bhikari Khan, anak Wakil Gubernur
Lahore pada tahun 1753 M.
[5] Masjid Sultan Singapura
Tahun 1928,
begitu mendapat uang dari Kongsi Dagang Inggris sebanyak SGD 3000, Sultan
Singapura langsung merenovasi sebuah masjid yang ada di kawasan Little India.
Perubahan antara lain juga dengan mengganti kubah lama dengan kubah emas.
Masjid ini segera menjadi masjid terbesar di Singapura, dari sekitar 80-an
masjid yang ada.
Lain halnya
di Singapura. Seberapapun besar masjid dibangun di sini, tak 1 dB-pun bunyi
adzan boleh dilantunkan. “Menganggu ketenangan,” kata seseorang. Meski muslim
perlu pengingat sholat yang unik seperti adzan, tapi karena pemerintah tidak
memahami esensi “adzan” maka adzan dilarang bunyi. Karena minoritas maka muslim
di Singapura diam saja. Bergeming. Diam juga pilihan dan mereka membunyikan
adzan lewat speaker dalam ruangan masjid saja: tak sampai keluar.
Satu-satunya
(mungkin) masjid yang boleh membunyikan adzan adalah masjid Sultan di sekitar
Arab Street. Masjid Sultan adalah masjid tertua kedua di Singapura dan
dikategorikan national heritage. Oleh sebab itu, ia mendapat perkecualian.
[6] Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin Brunei
Brunei
memiliki 2 masjid yang berkubah emas. Masjid Sultan Omar Ali Saifuddin adalah
yang didirikan pertama kali. Mulai digunakan tahun 1958, masjid ini terletak di
tengah danau buatan yang bersih. Kubahnya terbuat dari emas 24 karat. Biaya
pembangunannya menghabiskan USD 5 juta. Pada zamannya, Masjid Sultan Omar Ali
diperhitungkan sebagai salah satu bangunan terindah di dunia.
[7] Masjid Dian Al Mahri di Depok, Indonesia
Masjid
dengan kubah emas yang terbaru adalah Masjid Dian Al Mahri yang letaknya di
Depok, Jawa Barat, tepatnya di Jalan Meruyung, Kelurahan Limo, Kecamatan Cinere,
Depok. Masjid ini mulai di bangun pada tahun 1999, dan di resmikan pada bulan
April tahun 2006. Masjid ini merupakan milik pribadi dari Hajjah (Hj) Dian
Djurian Maimun Al-Rasyid,seorang pengusaha dari Serang, Banten dan pemilik
Islamic Center Yayasan Dian Al-Mahri.
Masjid ini
luas bangunannya mencapai 8.000 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas
70 hektare. Secara umum, arsitektur masjid mengikuti tipologi arsitektur masjid
di Timur Tengah dengan ciri kubah, minaret (menara), halaman dalam (plaza), dan
penggunaan detail atau hiasan dekoratif dengan elemen geometris dan obelisk,
untuk memperkuat ciri keislaman para arsitekturnya. Ciri lainnya adalah gerbang
masuk berupa portal dan hiasan geometris serta obelisk sebagai ornamen.
Halaman
dalam berukuran 45 x 57 meter dan mampu menampung 8.000 jemaah. Enam menara
(minaret) berbentuk segi enam, yang melambangkan rukun iman, menjulang setinggi
40 meter. Keenam menara itu dibalut batu granit abu-abu yang diimpor dari
Italia dengan ornamen melingkar. Pada puncaknya terdapat kubah berlapis mozaik
emas 24 karat. Sedangkan kubahnya mengacu pada bentuk kubah yang banyak
digunakan masjid-masjid di Persia dan India. Lima kubah melambangkan rukun
Islam, seluruhnya dibalut mozaik berlapis emas 24 karat yang materialnya
diimpor dari Italia.
Pada bagian
interiornya, ada pilar-pilar kokoh yang menjulang tinggi guna menciptakan skala
ruang yang agung. Ruang masjid didominasi warna monokrom dengan unsur utama
warna krem. Materialnya terbuat dari bahan marmer yang diimpor dari Turki dan
Italia. Di tengah ruang, tergantung lampu yang terbuat dari kuningan berlapis
emas seberat 2,7 ton, yang pengerjaannya digarap ahli dari Italia.
Di sekitar
masjid dibuat taman dengan penataan yang apik dan detail. Selain taman, juga
dibangun rumah tinggal sang pendiri masjid dan gedung serbaguna yang menjadi
tempat istirahat para pengunjung .Sedangkan untuk parkir, disiapkan lahan
seluas 7.000 meter persegi yang mampu menampung kendaraan 300 bus atau 1.400
kendaraan kecil.
Untuk
mencapai lokasi ini cukup mudah, dapat digunakan angkutan umum dari terminal
depok ( nomor 03) yang menuju parung bingung. Dari sini bisa menggunakan ojek
menuju jalan Meruyung.
http://www.kumpulberita.com
lengkap ya ternyata informasinya,,,,,,,,,
ReplyDelete