Setelah menyelesaikan acara memilihan pengurus cabang
ISDIQO(Ikatan Santri dan Alumni Addiinul Qayyim) kecamatan Batu Layar yang
bertempat di pantai Dudeq sebelah barat Makam Batu Layar pada siang tadi, para
Ustadz ADQ yang di pimpin oleh Ustadz H. Abdul Wahid, M.Si dan H. Zahrul Maliki, SH melanjutkan
perjalanan menuju ke Dusun Penegak Kecamatan Batu Layar.
Waktu menunjukkan pukul 11. 30 WITA saat para Ustadz
ADQ berangkat melewati Kampung Melase tepatnya di samping kantor Kecamatan Batu
Layar. Masuk melewati kampung Melase udah mulai terasa jalan yang belum
beraspal yang penuh dengan batu-batu kecil sisa pengaspalan yang asal jadi di
buat. Motor yang di pakai udah mulai pada goyang menandakan tantangan yang di
lalui akan semakin terjal.
Benar juga perkiraan
para Ustadz ADQ, semakin jauh mengikuti jalan yang di lalui, rintangan
yang di hadapi sudah mulai terasa. Jalan yang rusak plus amburadul selalu
menyapa dengan tenang perjalanan para Ustadz menuju Dusun Penegak.
Namun indahnya pemandangan pantai dari jalan yang
rusak yang kita lalui dapat menghibur hati sesaat walaupun Cuma dapat melihat
dengan sekilas aja karena takut motor yang kita pakai terpelesat di jalan yang
menanjak yang penuh dengan
kerikil-kerikil nakal yang tajam.
Dalam perjalanan yang mendebarkan dan menantang
tersebut, kita menemukan sebuah musholla di tengah-tengah pegunungan dan
kitapun secara berjamaah melaksanakan sholat Dhuhur. Ada yang berbeda dengan
musholla yang kita pakai untuk sholat Dhuhur, kalau Musholla atau Masjid
biasanya mempunyai sumur yang berada di luar bangunannya namun di musholla yang
kita pakai itu sumurnya berada di dalam bangunan masjid tersebut. Setelah di
dekati ternyata sumurnya itu Cuma sumur-sumuran yang isinya berupa air hujan
yang di tampung yang di pakai untuk keperluan berwudhu.
Selesai melaksanakan sholat Dhuhur kemudian
melanjutkan perjalanan menuju puncak pegunungan di rumah salah satu santri Mts.
Addiinul Qayyim. Sampai di rumahnya yang
sederhena, tidak lupa kita di sambut oleh tuan rumah dengan sangat ramahnya dan
kitapun di antar menuju rumah santri yang lainnya.
Sungguh perjalanan ekspedisi ini sangat-sangat
menyentuh hati dan mendebarkan sekaligus menantang. Rasanya kalau tidak lagi
kembali ke dusun Penanggak akan merasa kehilangan moment-moment pemandangan alam
dan pantai yang bisa kita lihat dari atas pebukitan. Bagi yang hobby fotografi kami sarankan untuk
pergi kesana untuk memotret pemandangan alam dan pantai sepuasnya.
Semoga dengan ekspedisi ini para wali santri dan
Ustadz Addiinul Qayyim tetap terjalin silaturrahmi hingga akhir hayat nanti. Aamiin. (Alfuad Gapuki)
dokumentasi foto kegiatan ekspedisi ini bisa dilihat pada http://papuqfotografi.blogspot.com/2012/04/foto-ekspedisi-silaturrahmi-ustadz.html
No comments:
Post a Comment