Thursday, December 19, 2013

Teater ADQ: Malam Jahanam, Gambaran Perzinahan Masyarakat Pedesaan


Pementasan teater ADQ ditaman budaya Mataram tanggal 25 November 2013 patut diacungin jempol karena telah berhasil meraih juara 1 dalam lomba teater  tingkat provinsi Nusa Tenggara Barat. Judul yang dipilihnya pun sangat terdengar tabu bagi masyarakat  apalagi dalam dunia kepesantrenan yaitu “Malam Jahanam” dan  menurut kamus besar bahasa Indonesia(KKBI) artinya malam terkutuk.


Malam Jahanam yang dipentas anak-anak teater ADQ ini menceritakan tentang perzinaan dua tetangga muda di pedesaan yang berlogat kota, yang satu seorang ibu muda yang mempunyai seorang bayi  mungil dan seorang pemuda pengangguran. Mereka tetangga dekat yang dipisahkan oleh jalan kecil di dalam kampung.

Ketika sang ibu muda ini kebingungan dikarenakan himpitan ekonomi dan sering ditinggal pergi oleh sang suami, ibu muda ini menjadi cepat marah dan menyumpah sang suami dengan ucapan yang kasar dan saking bingungnya akhirnya meminta bantuan pada sang tetangga sebelah, alih-alih membantu sang ibu muda ini, sang pemuda malah melakukan zina di dalam kamar ibu muda tersebut ketika mendengar bayi  menangis. Kesempatan itu tidak di sia-siakan  oleh sang pemuda mumpung suami dan keadaan rumah sepi. Seperti kata bang napi “kejahatan bukan karena ada niat pelaku tapi karena ada kesempatan”.

Singkat cerita, perzinaan ini diketahui oleh sang suami dan sang suami ingin membunuh pelaku yang berzina dengan istrinya tersebut, namun apa daya setelah mengetahui kalau pelaku zina tersebut adalah tetangganya, sang suami jadi mengurungkan niatnya untuk membunuh pelaku zina itu dikarenakan sang tentanggan balik mengancam kepada sang suami akan membongkar rahasianya.

Ingin tahu lebih dalam cerita malam jahanam ini, silahkan datang ke MA Addiinul Qayyim untuk mengcopy video.

Dan untuk pementasan kali ini, teater ADQ Alhamdulillah kembali mendapatkan juara 1 setelah pada tahun 2011 menjadi juara 1 juga. Selamat buat teater ADQ, maju terus tunjukkan karyamu pada dunia.(Alfuad Gapuki) 

No comments:

Post a Comment