Tuesday, August 20, 2013

FENOMENA PERNIKAHAN DINI SANTRI AD DIINUL QAYYIM KAPEK



Pendidikan merupakan modal utama dalam menghadapi dan mengarungi kerasnya kehidupan ini. Dengan pendidikan derajat seseorang akan terangkat dan punya wibawa di hadapan Alloh dan manusia. Sebagaimana Al Qur’an yang suci mengisyaratkan akan mengangkat orang yang berilmu pengetahuan beberapa derajat.


Dengan Pendidikan juga, orang tua secara langsung ikut memotivasi anaknya untuk lebih giat dan bersemangat dalam belajar agar bias meraih pendidikan yang lebih tinggi dari orang tuanya atau minimal sama(sarjana). Dan terkadang seorang anak dalam pergaulan bersama teman-temannya merasa bangga menceritakan bila kedua orang tuanya berpendidikan minimal tamatan SMA/MA apalagi kalau sudah tamatan perguruan tinggi.

Hal ini tidak bias kita pungkiri bila sebuah pendidikan ikut mengangkat derajat seseorang dan ini berlaku di dalam masyarakat kita selama ini dan itu sudah menjadi suatu budaya yang mengikat. Salah satu contohnya yang ada di pulau Sumbawa, dimana disana kalau pendidikannya semakin tinggi maka derajatnya dikalangan masyarakat ikut tinggi juga. Apalagi kalau dalam masalah pernikahan nilai maharnya akan semakin tinggi tergantung pendidikannya.

Pernikahan dini

Sudah jelas sekali bila orang yang melakukan pernikahan dini akan mengorbankan  masa mudanya yang penuh dengan kebahagian bergaul dengan teman-temannya dan mengorbankan pendidikannya. Masa-masa SMA yang kata orang penuh dengan hal-hal yang indah tinggal kenangan dan beralih menjadi masa-masa yang di isinya dengan rutinitas mulai dari sumur, dapur dan kasur.  Apalagi kalau sudah mempunyai seorang anak kecil, perhatian untuk diri sendiri terkadang tak di hiraukan sehingga yang dulu sewaktu masih gadis ABG terlihat bersih dan cantik berubah menjadi 180 derajat seperti inak-anak yang jualan  di pasar.

Menurut  Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sudibyo Alimoeso, MA kepada detikHealth mengatakan; ” nikah dini bisa dilatarbelakangi banyak hal termasuk ekonomi seperti yang banyak dialami remaja putri. Dalam jangka pendek, dinafkahi suami bisa menjadi jalan pintas yang paling solutif tetapi juga bias merugikan dalam jangka panjang.”

Dan menurut United Nations Development Economic and Social Affairs (UNDESA), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah perkawinan dini terbanyak di dunia. Untuk level ASEAN, Indonesia berada di urutan kedua terbanyak setelah Kamboja.( metrotvnews.com/lifestyle).

Sewaktu penulis masih kuliah di Yogyakarta, pernah membaca sebuah artikel di surat kabar Republika kalau di Pulau Lombok banyak terjadi pernikahan dini dan ada juga sebagian masyarakat menjadikan sebuah musim menjadi patokan kapan untuk menikah dan kapan untuk ceria. Di tulis dikoran tersebut, bila musim panen tiba maka masyarakatnya akan berlomba-lomba melakukan pernikahan dan bila musim kemarau /paceklik datang maka masyarakat tersebut banyak yang melakukan perceraian.

Tulisan tersebut tidak begitu penulis hiraukan waktu itu karena belum pernah melihat secara langsung kejadiannya. Namun sekarang penulis mulai yakin memang benar masih banyak terjadi pernikahan dini di kalangan masyarakat dan kebanyakan terjadi pada seorang perempuan.

Keyakinan tersebut terjadi karena lakon dari pernikahan dini ini adalah salah satu siswi/santriwati di MA. Ad Diinul Qayyim Kapek Gunungsari yang bernama Zakiatun Hana(17 tahun) menikah dengan Syahroni Hidayat yang masih ada hubungan keluarga dan hampir selesai kuliah S1  di UGM Yogyakarta. Santriwati ini aktif di ekskul Paskibra, Pramuka dan PMR. Setiap ada lomba olympiade tingkat SMA/MA dia pasti ikut dalam bidang Kimia. Dalam kesehariaannya di sekolah menurut teman-temannya dia selalu menampakkan keceriaan sama kayak temannya yang lain dan orang tidak akan menyangka dia akan nikah secepat itu.

Namun sungguh di sayangkan, masa-masa indah di MA Addiinul Qayyim yang tinggal 8 bulan di tempuh agar mendapatkan ijazah tingkat MA dikalahkan dengan masa pacaran yang selama 6 bulan. Orang yang mondok di pesantren akan mengatakan: “ ini sudah takdir” namun artis Dessy Ratnasari mengatakan:”Takdir memang kejam”.

kenapa dia melakukan penikahan dini? hanya dia yang tahu dan hanya dia yang bisa memutuskan dan melakoninya.dan yang pasti segenap teman dan guru yang pernah mengajarinya hanya bisa berdo'a semoga pernikahan dini ini menjadi yang is the best dalam hidupnya dan terbentuk keluarga yang Sakinah, Mawardah dan Warahmah. aamiin  

Mudah-mudahan aja dengan terjadinya pernikahan dini di jaman Facebook dan Tweeter ini menjadi yang terakhir dalam sejarah perkembangan  MA Ad Diinul Qayyim Kapek Gunungsari Lombok Barat dan di sekolah/Madrasah yang lain. (Alfuad Gapuki)

agnes monica dalam syair lagunya:


Dalam setiap percintaan
Ku selalu manis terasa
Dalam kisah ini
Entah mengapa yang benyak terjadi
Dini belia usiamu
Terpaut cinta belum saatnya
Setiap hela nafas yang berdesah
Hanyalah cinta..

(Korus)Pernikahan Dini
Bukan cintanya yang terlarang
Hanya waktu saja belum tepat
Merasakan semua

Pernikahan Dini
Sebaiknya janganlah terjadi
Namun putih cinta membuktikan
Dua insan tak dapat dipisahkan

Catatan:
menurut Ust. M. Tubagus, pernikahan dini yang terjadi di kalangan santri MA Ad Diinul Qayyim sudah banyak  terjadi, mulai dari yang baru kelas 1 sampai yang mau ujian Nasional ada yang melakukan pernikahan dini.

1 comment: