Pendidikan merupakan modal
utama dalam menghadapi dan mengarungi kerasnya kehidupan ini. Dengan pendidikan
derajat seseorang akan terangkat dan punya wibawa di hadapan Alloh dan manusia.
Sebagaimana Al Qur’an yang suci mengisyaratkan akan mengangkat orang yang
berilmu pengetahuan beberapa derajat.
Dengan Pendidikan juga,
orang tua secara langsung ikut memotivasi anaknya untuk lebih giat dan
bersemangat dalam belajar agar bias meraih pendidikan yang lebih tinggi dari
orang tuanya atau minimal sama(sarjana). Dan terkadang seorang anak dalam
pergaulan bersama teman-temannya merasa bangga menceritakan bila kedua orang
tuanya berpendidikan minimal tamatan SMA/MA apalagi kalau sudah tamatan
perguruan tinggi.
Hal ini tidak bias kita
pungkiri bila sebuah pendidikan ikut mengangkat derajat seseorang dan ini
berlaku di dalam masyarakat kita selama ini dan itu sudah menjadi suatu budaya
yang mengikat. Salah satu contohnya yang ada di pulau Sumbawa, dimana disana
kalau pendidikannya semakin tinggi maka derajatnya dikalangan masyarakat ikut
tinggi juga. Apalagi kalau dalam masalah pernikahan nilai maharnya akan semakin
tinggi tergantung pendidikannya.
Pernikahan dini
Sudah jelas sekali bila
orang yang melakukan pernikahan dini akan mengorbankan masa mudanya yang penuh dengan kebahagian
bergaul dengan teman-temannya dan mengorbankan pendidikannya. Masa-masa SMA
yang kata orang penuh dengan hal-hal yang indah tinggal kenangan dan beralih
menjadi masa-masa yang di isinya dengan rutinitas mulai dari sumur, dapur dan
kasur. Apalagi kalau sudah mempunyai
seorang anak kecil, perhatian untuk diri sendiri terkadang tak di hiraukan
sehingga yang dulu sewaktu masih gadis ABG terlihat bersih dan cantik berubah
menjadi 180 derajat seperti inak-anak
yang jualan di pasar.
Menurut Plt Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN), Dr Sudibyo Alimoeso, MA kepada detikHealth
mengatakan; ” nikah dini bisa dilatarbelakangi banyak hal termasuk ekonomi
seperti yang banyak dialami remaja putri. Dalam jangka pendek, dinafkahi suami
bisa menjadi jalan pintas yang paling solutif tetapi juga bias merugikan dalam jangka panjang.”
Dan menurut United Nations
Development Economic and Social Affairs (UNDESA), Indonesia merupakan negara ke-37 dengan jumlah perkawinan dini
terbanyak di dunia. Untuk level ASEAN, Indonesia berada di urutan kedua
terbanyak setelah Kamboja.( metrotvnews.com/lifestyle).
Sewaktu penulis masih kuliah
di Yogyakarta, pernah membaca sebuah artikel di surat kabar Republika kalau di
Pulau Lombok banyak terjadi pernikahan dini dan ada juga sebagian masyarakat
menjadikan sebuah musim menjadi patokan kapan untuk menikah dan kapan untuk
ceria. Di tulis dikoran tersebut, bila musim panen tiba maka masyarakatnya akan
berlomba-lomba melakukan pernikahan dan bila musim kemarau /paceklik datang maka
masyarakat tersebut banyak yang melakukan perceraian.
Tulisan tersebut tidak
begitu penulis hiraukan waktu itu karena belum pernah melihat secara langsung
kejadiannya. Namun sekarang penulis mulai yakin memang benar masih banyak
terjadi pernikahan dini di kalangan masyarakat dan kebanyakan terjadi pada
seorang perempuan.
Keyakinan tersebut terjadi
karena lakon dari pernikahan dini ini adalah salah satu siswi/santriwati di MA.
Ad Diinul Qayyim Kapek Gunungsari yang bernama Zakiatun Hana(17 tahun) menikah
dengan Syahroni Hidayat yang masih ada hubungan keluarga dan hampir selesai kuliah S1 di UGM Yogyakarta. Santriwati
ini aktif di ekskul Paskibra, Pramuka dan PMR. Setiap ada lomba olympiade tingkat
SMA/MA dia pasti ikut dalam bidang Kimia. Dalam kesehariaannya di sekolah
menurut teman-temannya dia selalu menampakkan keceriaan sama kayak temannya
yang lain dan orang tidak akan menyangka dia akan nikah secepat itu.
Namun sungguh di sayangkan,
masa-masa indah di MA Addiinul Qayyim yang tinggal 8 bulan di tempuh agar
mendapatkan ijazah tingkat MA dikalahkan dengan masa pacaran yang selama 6
bulan. Orang yang mondok di pesantren akan mengatakan: “ ini sudah takdir” namun
artis Dessy Ratnasari mengatakan:”Takdir memang kejam”.
kenapa dia melakukan penikahan dini? hanya dia yang tahu dan hanya dia yang bisa memutuskan dan melakoninya.dan yang pasti segenap teman dan guru yang pernah mengajarinya hanya bisa berdo'a semoga pernikahan dini ini menjadi yang is the best dalam hidupnya dan terbentuk keluarga yang Sakinah, Mawardah dan Warahmah. aamiin
kenapa dia melakukan penikahan dini? hanya dia yang tahu dan hanya dia yang bisa memutuskan dan melakoninya.dan yang pasti segenap teman dan guru yang pernah mengajarinya hanya bisa berdo'a semoga pernikahan dini ini menjadi yang is the best dalam hidupnya dan terbentuk keluarga yang Sakinah, Mawardah dan Warahmah. aamiin
Mudah-mudahan aja dengan
terjadinya pernikahan dini di jaman Facebook dan Tweeter ini menjadi yang
terakhir dalam sejarah perkembangan MA
Ad Diinul Qayyim Kapek Gunungsari Lombok Barat dan di sekolah/Madrasah yang
lain. (Alfuad Gapuki)
agnes monica dalam syair lagunya:
(Korus)Pernikahan Dini
Pernikahan Dini
agnes monica dalam syair lagunya:
Dalam setiap percintaan
Ku selalu manis terasa
Dalam kisah ini
Entah mengapa yang benyak terjadi
Dini belia usiamu
Dini belia usiamu
Terpaut cinta belum saatnya
Setiap hela nafas yang berdesah
Hanyalah cinta..
(Korus)Pernikahan Dini
Bukan cintanya yang terlarang
Hanya waktu saja belum tepat
Merasakan semua
Pernikahan Dini
Sebaiknya janganlah terjadi
Namun putih cinta membuktikan
Dua insan tak dapat dipisahkan
Catatan:
menurut Ust. M. Tubagus, pernikahan dini yang terjadi di kalangan santri MA Ad Diinul Qayyim sudah banyak terjadi, mulai dari yang baru kelas 1 sampai yang mau ujian Nasional ada yang melakukan pernikahan dini.
menurut Ust. M. Tubagus, pernikahan dini yang terjadi di kalangan santri MA Ad Diinul Qayyim sudah banyak terjadi, mulai dari yang baru kelas 1 sampai yang mau ujian Nasional ada yang melakukan pernikahan dini.
mantep. .. .
ReplyDelete