Tahun ini merupakan tahun spesial
yang bikin anak-anak kelas 12 yang akan ikut ujian Nasional(UN) menjadi galau,
betapa tidak menjadi galau, jadwal UN yang semula akan dilaksanakan mulai hari
Senin-kamis,(15-18/4/2013) akhirnya di undur dengan alasan klasik yaitu masalah
teknis pendistribusian soal .hmmm….
Penundaan UN ini sangat besar dampaknya bagi psikologis
para siswa-siswi dan penundaan UN ini merupakan baru pertama kali terjadi dalam
sejarah dunia pendidikan di Indonesia atau mungkin di dunia.
Di kota Mataram sendiri
khususnya yang terjadi di SMKN 3 MATARAM, isu penundaan ini di dapat dari
postingan Bp. Drs.
Syaefuddin di group KESISWAAN SMEKTI MTR
. penundaan UN ini bukan hanya terjadi di Nusa Tenggara Barat aja tapi terjadi
di daerah lain juga. Adapun daerah yang
mengalami penundaan UN ini terjadi di 11 provinsi di antaranya adalah Nusa Tenggara
Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan,
Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah,
Sulawesi Selatan, dan Gorontalo,(suaramerdeka.com).
Berbagai macam respon timbul
dari para pelajar menanggapi penundaan UN ini, bagi siswa/I kelas X dan XI di
tanggapi dengan bahagia karena bertambah hari liburnya sedangkan para siswa/i kelas XII ada yang
bahagia sesaat karena waktu belajar bisa
banyak lagi dan ada yang kecewa karena sudah belajar dengan semangat dan
persiapan sudah matang tapi akhirnya
tertunda pelaksanaannya
Bila kita cermati
akhir-akhir ini di negara tercinta ini sering terjadi peristiwa yang
menghebohkan dan bikin geleng-geleng kepala. Mulai dari aparat kepolisian yang
over acting seperti coboy yang sangat berani menembak masyarakat sipil tak
berdosa tapi menjadi terkesan takut ketika menghadapi OPM di papua,
pengerusakan yang dilakukan oleh masyarakat terdapat bangunan milik negara,
hebohnya presiden yang memborong jabatan dan menjadi ketua umum suatu partai,
penembakan oknum Kopassus terhadap preman
yang membunuh anggota Kopassus di lapas cebongan sleman dan yang terakhir
adalah penundaan UN di sebelas provinsi dengan alasan klasik yaitu masalaha
pendistribusian soal.
Gonjang-ganjing yang
terjadi di negara tercinta ini mungkin akibat terlalu over dosis dosa yang
dilakukan oleh pemerintah, coba bayangkan orang yang korupsi miliyaran rupiah Cuma
di hukum 2 tahun sedangkan yang mencuri
ayam hukumannya 5 tahun. Kalau keputusan hakim yang nyeleneh seperti itu lambat
laun orang akan berpikir “donk lebih uenak
melakukan korupsi daripada mencuri”.
Harus ada perubahan dalam
negara kita ini, mungkin harus dilakukan tobat Nasuha(tobat yang
sungguh-sungguh dari hati nurani dan tidak mengulangi lagi) oleh pemerintah
agar gonjang-ganjing ini tidak terjadi lagi. (Alfuad Gapuki)
No comments:
Post a Comment